Selasa, 02 Oktober 2012

struktur bahasa balaesang

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan struktur bahasa Balaesang, bahasa daerah yang digunakan di Tanjung Balaesang, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Pendeskripsian struktur tersebut meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Teori yang digunakan adalah sistem analisis konstituen langsung (KL) oleh Gleason (1961) dan teori tagmemik oleh Cook (1969). 
 
Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem fonem bahasa Balaesang terdiri atas 5 vokal dan 20 konsonan. Vokal dalam sistem fonem adalah inti suku yang dapat didahului dan diikuti oleh konsonan. Morfem dasar terdiri atas dua kategori, yaitu akar dan afiks. Kedua kategori morfem itu dapat berkonstruksi (proses morfologis) menjadi kata. Proses morfologis yang ditemukan ada empat macam, yaitu afiksasi, reduplikasi, pemajemukan, dan klitisasi. Dari keempat macam proses morfologis tersebut, afiksasi yang paling produktif. Tatanan kata (word order) yang dominan dalam bahasa Balaesang—menurut tipologi sintaksis—ialah SVO, sedangkan tatanan VOS adalah variasinya. Nomina dalam bahasa Balaesang tidak mengenal maskulin dan feminin. Dalam nomina juga tidak ditemukan masalah tunggal dan jamak, kecuali dalam pronomina. Pronominanya berjumlah 7, 3 mengandung makna tunggal, yaitu sau ‘saya’, so ‘engkau’, dan sia ‘dia’ serta 4 mengandung makna jamak, yaitu sami ‘kami’, ita ‘kita’, miu ‘kamu’, dan samono ‘mereka’